Kamis, 11 Februari 2016

DPRD Minta Tahun 2016 Tidak Ada Lagi Jembatan Kayu Dalam Kota Sarmi

Sarmi (SP)—Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sarmi berharap eksekutif serius dalam melaksanakan beberapa program pembangunan khususnya terkait infrastruktur di dalam Kota Sarmi.
Bupati dan Wakil sudah mau selesai masa jabatannya, tapi kita lihat belum ada perubahan yang signifikan pada wajah Kota Sarmi, kita berharap tahun ini alokasi dana yang ada di prioritaskan untuk merubah wajah Sarmi, tahun ini harus semua jembatan kayu sudah di buat permanen”, kata Mustafa A. Muzakkar, Wakil Ketua Komisi C DPRD Sarmi, Selasa 919/1/2016) kepada SULUH PAPUA melalui telepon.
Menurutnya pembenahan dan perawatan ruas jalan kabupaten dalam kota dari Sarmi kota ke Kota Baru Petam menurutnya sejak tahun – tahun sebelumnya selalu di usulkan oleh Dewan, tapi entah mengapa dalam tahap pembahasan di eksekutif dan di DPA selalu juga hilang.
dari info teman – teman Dewan yang lama selalu di usulkan tiap tahun, tapi tidak pernah di realisasikan, kami juga melihat Pemda tidak punya konsep pengembangan kota yang jelas, semuanya serba tanggung dan separuh – separuh”, kata Mustafa lagi ketika di tanyakan soal kondisi jalan kabupaten khususnya yang menuju ke ibukota kabupaten di Kota Baru Petam.
Ia juga menyoroti soal pembukaan ruas jalan baru dari Petam ke Sarmi yang baru pembentukan badan jalan dan hingga kini terbengkalai.
idealnya pembangunan sebuah jalan itu apabila ruas jalan yang ada sudah tidak mampu menampung lagi kendaraan, sudah terlalu macet, sedangkan kondisi Sarmi kita tahu mobil masih bisa di hitung dengan jari, apakah benar kita sudah butuh ruas jalan baru”, katanya mempertanyakan program Pemda Sarmi yang menurutnya boros anggaran dan tidak memperhatikan skala prioritas.
Untuk itu DPRD Sarmi sudah menyampaikan kepada eksekutif agar proyek pembuatan jalan baru tersebut sebaiknya di tunda dahulu, dan Pemda semestinya melihat kondisi jalan yang sudah ada ini untuk di lakukan perawatan dan peningkatan sebelum kondisinya rusak berat.
pantas kalau rakyat bertanya – tanya bahkan menduga, bahwa pembangunan ruas jalan dimaksud lebih kepada kepentingan proyek semata, tidak melihat azas manfaat dan kebutuhan daerah, seolah – olah Pemda kelebihan anggaran, padahal masih banyak hajat hidup rakyat yang harus segera di jawab”, kata Mustafa yang juga politisi asal Partai Nasdem itu.
Ia juga mempertanyakan apakah selama ini pembangunan – pembangunan tersebut sudah dilakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau belum, karena selain memporak – porandakan hutan sagu sebagai mata pencaharian rakyat, secara kasat mata juga konstruksinya di buat seadanya, karena di bagian bawahnya hanya beralas gelondongan pohon dan semak yang di babat, jadi konstruksinya rawan juga. (AMR/R1/C)