Kamis, 11 Februari 2016

Ketua Komisi C DPRD Sarmi Bilang Demo ASN Salah Alamat Dan ‘Ditunggangi’

Sarmi (SP)Aksi demo yang di lakukan oleh sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Sarmi ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sarmi selama beberapa hari ini dengan agenda meminta Sekda Sarmi Drs. Viktor Pekpekai, M.Si di copot dari jabatannya menurut Korneles Melky Daufera, ST, Ketua Komisi C DPRD Sarmi adalah salah alamat.
pemerintah (ASN) dengan DPRD itu kan mitra sejajar, mereka demo dan penyampaian aspirasi ke DPRD, terus apa yang bisa di buat DPRD, sebatas menampung saja, mestinya mereka itu menyampaikan aspirasinya ke pemerintahan di atasnya, apakah Gubernur atau Mendagri, supaya tuntas dan clear, serta ada solusi”, kata Melky Daufera melalui saluran telepon semalam.

Ia menduga demo yang dilakukan ASN di Sarmi bukan murni keresahan dari para ASN, namun di tunggangi oleh kepentingan – kepentingan politik dari Plt Bupati Sarmi.
kan aneh, demo minta Sdr. Viktor Pekpekai di copot sebagai Sekda, tapi inginkan Sekda yang lama, Sdr. Djefrie Komaling di kembalikan sebagai Sekda, inikan ada agenda politik, terus apa bedanya, dua – duanya kan bikin masalah, kalau aspirasi ASN itu minta orang Sarmi yang gantikan dorang dua boleh, baru saya yakin ini murni demonya”, kata Daufera menyayangkan.
Ia sangat menyayangkan kisruh yang masih terjadi di pemerintahan Sarmi, karena masing – masing pihak bergerak sendiri – sendiri demi mengawal kepentingan masing – masing, bukan dengan niat menegakkan aturan dan memikirkan nasib rakyat.
mereka demo ke DPRD minta Sekda di copot, emangnya DPRD yang melantik Sekda kah, demo turunkan Sekda tuh ke Gubernur, atau demo ke Plt. Bupati kalau wakil rakyat yang demo ke DPRD yah pas, karena kami ini wakil rakyat, bukan wakil ASN, kalau ASN itu tunduk ke peraturan, dan boss-nya adalah Sekda, sebagai Pembina pegawai di level teratas dalam struktur di pemerintahan daerah”, kata Daufera lagi.
Ia juga sangat menyayangkan sebagai aparatur yang berpendidikan, sebenarnya tidak perlu melakukan demo apalagi sampai merusak fasilitas pemerintah misalnya, gunakan cara – cara yang elegan dan intelektual.
kenapa harus demo, kan bisa lewat surat, undang Depdagri, Provinsi untuk datang ke Sarmi, jelaskan aspek aturan, diskusi, justru dengan berdemo begini para ASN sedang mempertontonkan perangai mereka ke rakyat,dan yang terpenting harus patuh pada aturan, kedua kubu jangan menafsirkan aturan menurut kepentingan masing – masing”, kata Daufera yang dalam beberapa kesempatan demo dirinya tidak hadir di gedung DPRD.
Ia sangat menyayangkan akibat kisruh yang berkepanjangan ini sehingga pelayanan kepada rakyat tidak berjalan, karena para ASN juga di giring untuk “ikut berpolitik”, semestinya penyerahan Dokumen Pengguna Anggaran (DPA) sudah bisa di lakukan awal Februari ini, dan beberapa kegiatan sudah bisa di lelang, khususnya di SKPD yang tidak ada masalah soal Kepala SKPDnya.
kalau begini, pasti penyerapan anggaran juga tidak maksimal, kita tuntaskan pembahasan APBD 2016 dengan harapan agar tahun ini pembangunan tidak macet, tapi kelihatannya kembali stagnan, karena sejak awal pembahasan saya lihat memang belum ada keseriusan dua petinggi di Sarmi yakni Plt. Bupati dan Sekda untuk memperbaiki hubungan agar harmonis”, kata Daufera lagi. (AMR/R1/D)